Popular Products
Popular Products
Powered by Blogger.
Blog Archive
Search This Blog
Pages
Pages
About Me
Blogger news
Followers
Popular Posts
-
saya lanjutin pembahasan "Awal Akhir Ramadhan" dengan "Metode Penentuan Awal-Akhir Ramadhan" ya | semoga manfaat :) ...
-
Bruukkk.. “Aduh, kenapa lagi sih adikku tercinta yang manis dan imut ini?” tegur Kak Wulan sambil memungut kembali tas Della yang ia jatu...
-
Mereka tidak mati. Mereka Abadi. Menjadi saksi timah-timah panas yang dipaksa merobek tubuh para mujahid, jua melubangi tubuh mungilnya. ...
-
Semarang, 08 Juli 2014 Pemilu Presiden tinggal H-1, hingar bingar kampanye mulai surut karena memang sudah hari tenang. Tapi ternyata sema...
-
Iseng baca-baca buku catatan waktu SMK, eh nemu puisi temen nih... Puisi yang membuat saya terkaget-kaget,,hohohoho Bukan karena puisi itu d...
-
Kami (rakyat) sudah membayarmu (pemerintah) dengan pajak untuk membeli kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan. Tapi rupanya ‘barang ...
-
“Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka hendaklah salah seorang dari kalian melihat siapa temannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi) ...Keti...
-
12 Feb 2014 Alhamdulillah, Allah masih memberiku nikmat hingga bisa menghirup segarnya udara pagi ini.. Sang Bijak sering berkata...
Recent Products
Menjemput, Bukan Menunggu
Bruukkk..
“Aduh, kenapa lagi
sih adikku tercinta yang manis dan imut ini?” tegur Kak Wulan sambil memungut
kembali tas Della yang ia jatuhkan ke lantai. “Nyebeliiiiiiiinn....”
“Nyebelin kenapa?”
kak Wulan bertanya.
“Pokoknya nyebeliin,
nyebeliin..”
“Aduh, yang jelas
dong Della. Segala sesuatunya kan ada sebabnya. Ayo duduk dulu sini. Ceritain
ke kakak apa yang terjadi.” Sambil membelai rambut panjang adiknya, Kak Wulan
mencoba menenangkan.
“Udah kesekian
kalinya kak. Nyebelin banget deh mereka.” Sambil manyun Della mencoba
menjelaskan.
“Apanya yang
kesekian kalinya Della?” tanya Kak Wulan penasaran.
“Tadi tuh di
pengkolan sana banyak anak SMA yang godain Della mb. Masa Della dipanggil
sayang. Ada yang manggil cantik juga. Yaa walaupun Della emang cantik sih.
Hehe”
“Emm, mulai deh.
Lanjuut..” Manyun kak Wulan menyahuti.
“Yang lebih parah
lagi kak, ada yang pake suit-suit gitu ngajak kenalan. Pakai mau nyolek-nyolek
segala lagi. Emangnya Della wanita murahan apa. Hemm.” Bersungut-sungut Della
melanjutkan ceritanya.
“Terus?”
“Ya itu kak. Della
kan wanita baik-baik. Bukan wanita yang mau saja digodain. Apalagi yang suka
nggodain.”
“Terus?”
“Della kan emang
cantik. Jadi wajar sih mereka kagum. Hehehe. Tapi tidak bisa kah mereka
menghormati Della kak? Della merasa tidak dihargai sebagai seorang wanita
dengan diperlakukan seperti itu.” Lanjut della dengan gaya puitisnya.
“Terus?” Kak Wulan
pasang muka (pura-pura) serius.
“Iiih kak Wulan
nyebelin juga nih. Masa dari tadi terus terus mulu.” Makin manyun saja nih
bibir Della.
“Hahaha. Aduh adikku
tercinta yang manis dan imut ini lagi galau yaa.. cieee..” Goda kak Wulan yang
membuat Della makin bete.
“Tuh kan. Emang
nyebelin nih kakak. Orang adiknya lagi bete juga malah diledekin.”
“Hehe. Iya deh Kakak
minta maaf.” Sambil membenarkan posisi duduknya Kak Wulan melanjutkan, “Begini
Della, kalau ada asap tentunya ada api. Segala sesuatunya berlaku hukum
sebab-akibat. Kamu pasti tahu itu.” Diam sejenak. Della serius menyimak
kakaknya yang tak kalah cantik. Karena memang wajah mereka sangat mirip.
Bedanya Kak Wulan sudah menutup aurat dengan sempurna, sementara Della belum. Kak
Wulan pun melanjutkan penjelasannya, “Adanya mereka menggoda Della, pasti ada
sesuatu dari Della yang memicu mereka melakukannya.”
“Tunggu kak. Tunggu.
Jadi Kak Wulan nyalahin Della gitu?”
Kak Wulan pun
tersenyum, “Disimak dulu ya adikku tercinta yang...”
“Udah lanjut lagi
kak. Nggak usah pake yang manis dan imut.” Potong della.
Sambil tersenyum Kak
Wulan kembali melanjutkan penjelasannya, “Oke. Kak Wulan lanjutkan. Della tahu
kenapa kakak pakai kerudung dan jilbab ini?”
“Emm... nggak tahu kak.
Hehe.” Jawab Della polos. (Polos apanya coba, orang udah kelas tiga SMP -_-)
“Kakak pakai
kerudung dan jilbab karena memang itu wajib bagi kita wanita muslim yang sudah
baligh. Selain itu, dengan menutup aurat secara sempurna kita sebagai wanita
akan dihormati Della. Nggak bakalan deh digodain sepertimu. Paling mentok
mereka nggodainnya pake ‘assalamu’alaikum’.” jelas Kak Wulan dengan wajah
teduh.
“Emm.. iya sih kak.
Della perhatikan kalau jalan sama Kak Wulan nggak ada yang berani nggodain
kakak. Mereka juga nggak memasang pandangan ala lelaki hidung belang. Tapi...
Della belum siap pake kerudung kak. Apalagi pake gamis begitu. Aduuh ribet.
Lagian mungkin Della tuh emang belum dapet hidayah dari Allah kak. Hehe”
“Wah kayaknya ada yang
perlu direparasi nih dari Della.” Sambil memicingkan mata Kak Wulan menggoda
Della.
“Kok direparasi sih
kak? Emang Della barang elektronik apa.” Wah manyunnya tambah tida senti lagi
deh. Hehe.
“Hihihi. Maaf, maaf.
Maksud kakak diralat Della. Kenapa? Karena hidayah alias petunjuk itu juga
memerlukan andil dari kita.”
“Aduh, gimana sih
maksudnya kak? Della bingung.” Della menimpali sambil garuk-garuk kepala yang
nggak gatel.
“Begini, kakak kasih
permisalannya. Misalkan Della mau mencari sebuah alamat nih. Tapi bukan alamat
palsu lho ya. Hehe.”
“Aduh, Della udah
serius dengerin juga. Kakak malah bercanda.” Nah kali ini manyunnya nambah
berapa senti hayoo? Hehe.
“Hehe. Iya maaf. Jadi,
Della mau cari alamat nih. Terus sudah kakak kasih petunjuknya. Tapi Della itu
nggak beranjak juga dari kursi. Duduk aja sambil mantengin tuh petunjuk. Apa
Della bisa sampai ke alamat tersebut?” Kak Wulan mencoba menjelaskan dengan
(lagi-lagi) wajah teduhnya.
“Ya jelas nggak dong
kak. Mana mungkin bisa sampai kalau cuma diem doang.”
“Nah begitu juga
hidayah. Dia tak akan datang kalau tak diusahakan. Kamu tahu, sebenarnya
petunjuk atau hidayah itu sudah banyak di kanan-kiri; depan-belakang;
atas-bawah hidup kita. Hehe.” Selalu diselipkan canda kalau lagi serius -_-
Della mulai manyun
melihat Kak Wulan yang mulai bercanda. Kak Wulan yang tahu dengan sinyal-sinyal
tersebut segera melanjutkan penjelasan sebelum Della unjuk rasa. Hihihi.
“Ini serius lho. Ada
banyak bacaan yang menuntun, ada ucapan orang-orang yang mengajarkan kebenaran
dan kebaikan. Dan yang paling kentara ada Al Qur’an, pedoman hidup kita. Tapi
sayangnya, kebanyakan orang tak menghiraukan. Ogah denger, apalagi baca. Cuek
abis deh pokoknya. Padahal itu jalan menuju hidayah.” Semangat Kak Wulan
menjelaskan.
“Emm, begitu ya Kak.
Iya juga sih. Lagian manusia kan sudah diberi akal ya, kenapa nggak digunain
coba?” Della mencoba berargumen, yang tentunya masih kalah sama Kak Wulan kalau
didebat. Hehe.
“Iya Della sayang.
Makanya, nih kakak kasih buku buatmu. Direnungi ya. Ini salah satu jalan menuju
hidayah lho. Kan tadi kata Della manusia punya akal. Jadi harus direnungkan
itu. Oke?”
Della lihat buku
pemberian Kak Wulan sejenak. “Yuk Berhijab Syar’i”.
Tersenyum.
“Oke. Siap Bos!”
Cerita ini juga
salah satu bentuk hidayah (petunjuk) insyaAllah J
Jadi, mau pilih
menjemput hidayah apa nunggu aja? ^^
@avee_tsuki
Ta'aruf vs Pacaran
Ta'aruf itu utk mengenal calon istri/suami | kalau cocok berlanjut ke pernikahan
Sedang pacaran itu utk mengenal sang pacar | kalau cocok lanjut terus pacaran, sukur-sukur sih bisa nikah, #PHP -_-
Ta'aruf itu dimulai saat calon suami/istri merasa menikah adl kebutuhan | udah siap fisik, mental, dan materi
Sedang pacaran dimulai kalau udah diledek "kok masih jomblo sih?" | atau saat butuh temen curhat bahkan krn taruhan sama temen
Ta'aruf itu dilakukan sesuai dg adab bertamu | tentunya sdh diatur oleh syariat
Sedang pacaran itu nggak pake adab bertamu #Eh | pagi, siang, sore oke; malam juga bisa, dini hari jg boleh deh kalau nggak ada yg komplain
Ta'aruf itu frekuensi pertemuannya sedikit | semakin sedikit, semakin menghindari zina
Sedang pacaran frekuensi pertemuannya minimal seminggu sekali | semakin sering, itu lah yg diharapkan #makindekatzina :p
Ta'aruf itu lama pertemuannya sesuai adab bertamu | Hanya membicarakan yg diperlukan
Sedang pacaran, lama pertemuannya nggak terbatas | Selama nggak ada yang protes, lanjut terus!
Ta'aruf itu materi pertemuannya hal-hal tertentu | kondisi pribadi, keluarga, visi-misi #terarah
Sedang pacaran, materi pertemuannya nggak jelas | pokoknya cerita apa aja, ngobrol ngalor ngidul, ketawa-ketiwi, nggak penting bgt -_-
Ta'aruf itu yang hadir minimal calon lelaki, calon perempuan, dan walinya atau pendamping (bertiga) | maksimalnya nggak terbatas, sesuaikan dg adab bertamu
Sedang pacaran itu harus berduaan #khalwat -_- | kalau rame-rame namanya rombongan :D
Ta'aruf itu nggak butuh biaya mahal | secukupnya sekedar utk menghormati tamu
Sedang pacaran, butuh biaya banyak #ciyus | buat ngapel, nraktir, beliin coklat, beli pulsa, dll
Ta'aruf itu nggak pake lama, bisa seminggu, sebulan atau 2 bln | kalau tak ada keraguan, lebih cepat lebih baik
Sedang pacaran, nggak terbatas waktunya | 3 bln, 6 bln, 2 thn, bhkn 10 th, nikahnya nggak tau deh kapan
Ta'aruf itu kalau tak ada kecocokan boleh tak lanjut nikah | Tapi harus ada alasan yang bisa dibenarkan
Sedang pacaran, kalau tak ada kecocokan tinggal tinggalin aja | Nggak pake alasan, kan bikin patah hati
Nah, jadi apa coba baiknya pacaran | #UdahPutusinAja ;)
Subscribe to:
Posts (Atom)
Labels
Follow us
Hanya seorang Muslimah yang ingin berbagi cerita, berbagi ilmu, berbagi hikmah | Semoga bermanfaat :)